Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2018

Illusions of Acquisition Value

Continued fromPart 1: How to Calculate Acquisition Value Saya kurang tahu mengenai PGAS, dan bukan maksud saya di tulisan ini untuk menilai apakah value addition sekitar Rp 9 T dari manajemen masuk akal atau tidak. Tapi saya ingin memberi sedikit perspektif mengenai konsep franchise value. Franchise value tercipta karena Pertagas ada di tangan manajemen yang lebih baik. Tangan yang lebih baik. Banyak analis yang memberi outlook optimis dari akuisisi dengan alasan kalau akuisisi membuat sales buyer menjadi lebih besar karena pipeline PGAS menjadi lebih panjang dengan ditambahnya pipeline milik Pertagas. Tapi pipeline Pertagas sudah masuk ke dalam harga beli Rp 16,6 T yang dibayar oleh investor PGAS. Jadi bagaimana bisa hanya mengoperasikan pipeline milik Pertagas, yang mana PGAS bayar dengan premium, bisa memperkaya investor PGAS? Beda ceritanya kalau ceritanya pipeline tersebut tidak perlu dioperasikan oleh karyawan Pertagas lagi, cukup oleh karyawan PGAS tanpa penambahan jumlah

How to Calculate Acquisition Value

Setelah CapEx, akuisisi adalah tipe investasi berikutnya yang menjadi anak emas media masa. Tapi seperti halnya investasi saham kita, tidak semua investasi berhasil. Tapi bagaimana mengetahui apakah suatu investasi dalam bentuk akuisisi bagus untuk shareholder? Saya tidak pintar membaca alasan yang diberikan manajemen untuk akuisisi. Mereka pintar memberikan alasan yang masuk akal dengan menyelipkan keyword sinergi dan semacamnya.  Tapi kita bisa melakukan lebih dari sekedar membaca kutipan manajemen. Kita bisa menghitung nilai dari suatu akuisisi walaupun secara kasar. Dengan demikian, kita bisa tahu seberapa besar premium yang di-charge oleh seller dan menjadi basis apakah nilai sinergi yang diklaim oleh manajemen perusahaan buyer bisa meng-cover premium tersebut dan apakah itu mungkin. Dengan mengetahui jawaban di atas, kita berada di posisi lebih baik untuk mempertimbangkan apakah suatu akuisisi menguntungkan atau merugikan shareholder buyer. Saya tidak membaca Warren Buff

Talking About USD/IDR: Why and What’s Next

Mari berbicara sedikit mengenai aspek fundamental USD/IDR. Kalau ada satu hal yang saya yakin mengenai mata uang, yaitu bahwa saya yakin kalau tidak ada teknik valuasi mata uang. Kita tidak tahu nilai ‘intrinsik’ mata uang. Apakah suatu mata uang itu ‘mahal atau murah?’ Tidak ada yang tahu. Saya tahu bank-bank mempunyai model-model kompleks yang diluar akal budi awam untuk mengestimasi ‘nilai wajar’ mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain..tapi teori di balik modelnya jauh dari mencapai konsensus. Apakah rupiah saat ini murah untuk orang AS? Sekarang orang AS bisa menukar dollar untuk rupiah yang lebih banyak dibanding tahun lalu..tapi kenaikan harga barang-barang kita juga lebih tinggi dibanding mereka.  Walau tidak ada teknik yang bisa mengukur nilai wajar suatu mata uang, tapi pemikiran sederhana kalau mata uang bergerak karena uang-uang investor lari dan masuk ke dalam negeri cukup membantu. Setidaknya untuk kasus ini. Indonesia sudah terkenal di mata inves