Skip to main content

Analisa Wyckoff: HOKI (Buyung Poetra Sembada Tbk)



HOKI terus naik. Saatnya mereview kembali.
Hal utama pertama: HOKI menembus daerah supply signifikan / resisten di sekitar 780.
Sekarang kita lihat lebih detail tiap bar di sekitar resisten ini.
Bar 1: Bar pertama saat HOKI menembus resisten penting 780. Kenaikan volume wajar terjadi saat resisten ditembus, tapi posisi closing menunjukkan ada kemungkinan supply besar.
Bar 2: Volume masih relatif tinggi, posisi closing, dan pergerakan harga sangat kecil dibanding Bar 1. Semua ini menunjukkan supply besar datang.
Bar 3: Smart Money melihat supply signifikan di bar 2 sehingga melakukan ‘test supply’ di bar 3. Dilihat dari volume yang sangat kecil, kelihatannya test ini berhasil.
Bar 4: Ternyata tidak. Bar 4 menunjukkan tidak ada demand datang, dan posisi closing di bawah menunjukkan supply kembali muncul.
Bar 5: Kelemahan di bar 4 setelah test supply akhirnya membuat Smart Money melakukan manuver ‘shakeout’ di bar 5. Volume meningkat dengan harga dibawa kebawah tapi close di tengah: Smart Money menghanguskan banyak stop-loss, kemudian secara agresif membeli kembali.
Bar 6: Shakeout di bar 5 memberikan hasil. Smart Money berhasil menggiring demand. Tapi closing price menunjukkan ada supply atau profit taking di dekat 830. Ingat, selalu ada kemungkinan Smart Money segera menutup posisi mereka, berputar 180’ walaupun baru saja melakukan shakeout.
Bar 7: Bar ini menunjukkan demand yang lemah. Dengan background kelemahan di Bar 6, langkah baik yang bisa diambil adalah menaruh stop-loss di bawah low point bar shakeout (Bar 5) di sekitar 740 atau dibawah breakout Bar 6 di 780.
Kemungkinan besar kita akan melihat bar no-demand (bar hijau dengan volume kecil) bila betul keseimbangan supply/demand HOKI berada di sisi supply. Saat ini sudah ada tanda demikian, dan Bar 7 bisa dibilang adalah bar no-demand.
Tanda bearih selanjutnya ketika low point Bar 6 di 740 ditembus. Ketika itu terjadi, expect volume meningkat menunjukkan supply signifikan.

Konsiderasi Teknikal Lain
Posisi RSI berada di range bull market dan RSI membentuk support di upper range bear market saat pullback di bar shakeout. Ini bullish. Tapi bull swing setelah minor pullback (di bar shakeout) malah mengantar RSI membentuk Bearish Divergence. Plus, ini semua terjadi di retracement 61.8%.
Jadi secara singkat, dari apa yang saya lihat secara teknikal, posisi saat ini mengarah ke bearish. Kalau HOKI bisa menembus 830, pandangan bullish dipertimbangkan lagi. Kalau HOKI turun menembus 740, saya senang menunggu harga menarik.

Konsiderasi Fundamental (EVA)
Masih samaseperti yang sebelumnya saya tulis: Angka ekspektasi pertumbuhan EVA yangdiperlukan untuk sekedar menyokong harga saat ini bisa aman dibilang tidak akantercapai. ROIC harus bisa ditingkatkan. Hasil di tahun 2018 sangat bagus: ROIC bisa mencapai 19%. Tapi itu terutama karena entah bagaimana, HOKI bisa menekan biaya penjualan sehingga porsinya dengan revenue semakin kecil. Saya pikir tidak masuk akal kalau kita membuat asumsi ROIC akan terus meningkat dengan terus-terusan memotong biaya penjualan. Lagipula, rasanya sulit untuk saya percaya kalau bisnis ini bisa mencetak ROIC di atas 20%. Hasil LTM Q1 juga menunjukkan gross dan operating margin yang mirip seperti akhir tahun 2018. Selagi ini hasil yang baik, tapi tidak sebaik ekspektasi. Semakin tinggi harga HOKI dari harga saat ini, semakin besar pula gap ekspektasi-realita performa ini. 



Comments

Popular posts from this blog

Technical Analysis (Wyckoff & Elliott Wave) On BWPT & AALI

BWPT You will likely find these contracting trendline to be very important. Elliott Wave practitioners know the significance of this chart by looking at the possible wedge formation. AALI The expected test of supply came in bar 2 after we saw supply entered in bar 1. Bar 3 suggests that the test was successful. I expect to see an increased in volume when the market exceeds the top of bar 1 to confirm that the buying from May 25 is genuine. Unsurprisingly, analysis in BWPT also suggests an important play is coming shortly.

Apa Itu EVA (Economic Value Added) / Economic Profit

Secara gamblang, kita tahu kalau tujuan utama perusahaan adalah membuat profit. Tapi apa itu profit? Pertanyaan tadi mungkin mengherankan Anda. Bukankah profit adalah sesuatu yang jelas? Kenyataan seringkali lebih rumit dari yang kita bayangkan. Profit perusahaan yang sering Anda dengar dan baca, dan yang ada di laporan keuangan perusahaan, disebut Net Income, atau Accounting profit. Anda mungkin terkejut kalau bahkan top management tidak mempercayai Net Income sebagai profit. Ada yang lebih setuju mendefinisikan profit sebagai EBIT (Earning before interest and taxes), EBITDA (EBIT before depreciation), atau free cash flow, dan itu juga paling maksimal hanya dipercaya sebagai aturan jempol saja. Saya serius. Dunia bisnis mempunyai banyak jargon, tapi sulit sekali mencari konsensus definisi profit. Padahal membuat profit adalah goal esensial dari bisnis. Accounting, selagi esensial, juga menjadi sumber utama kesalahpahaman dan bad logic.  Di artikel introduksi ini, saya akan memb

Illusions of Acquisition Value

Continued fromPart 1: How to Calculate Acquisition Value Saya kurang tahu mengenai PGAS, dan bukan maksud saya di tulisan ini untuk menilai apakah value addition sekitar Rp 9 T dari manajemen masuk akal atau tidak. Tapi saya ingin memberi sedikit perspektif mengenai konsep franchise value. Franchise value tercipta karena Pertagas ada di tangan manajemen yang lebih baik. Tangan yang lebih baik. Banyak analis yang memberi outlook optimis dari akuisisi dengan alasan kalau akuisisi membuat sales buyer menjadi lebih besar karena pipeline PGAS menjadi lebih panjang dengan ditambahnya pipeline milik Pertagas. Tapi pipeline Pertagas sudah masuk ke dalam harga beli Rp 16,6 T yang dibayar oleh investor PGAS. Jadi bagaimana bisa hanya mengoperasikan pipeline milik Pertagas, yang mana PGAS bayar dengan premium, bisa memperkaya investor PGAS? Beda ceritanya kalau ceritanya pipeline tersebut tidak perlu dioperasikan oleh karyawan Pertagas lagi, cukup oleh karyawan PGAS tanpa penambahan jumlah