Menghadapi saham
yang satu ini, saya perlu mengeluarkan senjata-senjata analisa yang ada di
arsenal saya. Harganya saat ini di bawah 200/lembar, padahal puncaknya pernah
di 1500, sehingga kata ‘seandainya’ sungguh menggiurkan. Sudah dari tahun lalu
saya mengkoleksi saham BWPT. Alasan saya beli awalnya pure technical. Kalau
saya masukan ke artikel, ini bisa jadi terlalu panjang. Di sini saya ingin
fokus ke analisa fundamental saja. Paragraf-paragraf awal merupakan rant saya. Kalau Anda ingin langsung
lihat analisa fundamental yang saya gali, silahkan langsung ke bagian ANALISA.
Jadi yang
akhirnya membuat saya mengeluarkan senjata fundamental adalah kejadian
baru-baru ini. Anda yang pegang BWPT tentu ingat sekitar awal bulan Mei, BWPT
naik kencang. Saya dapat gain 22%, yang lebih penting, saya kira analisa
Teknikal saya berhasil. Eh, tidak ada seminggu, langsung berubah 360’ jadi
-20%. Pandangan teknikal saya sebenarnya belum jadi invalid, tapi betul-betul
mengguncang saya. Saya cari berita dan mendapati kalau jebloknya terkait
pemilihan Perdana Menteri Malaysia.
Saya akui, saham
BWPT bukan saham yang bisa dikatakan aman. Kepemilikan publik kurang dari 10%.
Kebanyakan dimiliki oleh bos besarnya dan BUMN Malaysia bernama Felda. Kaitan
kedua pihak ini dipererat oleh figur politik Malaysia yang ternyata gagal jadi
PM kemarin. Muncul kembali berita ‘leak’ dari analisa KPMG yang mengkritik
kepemilikan Felda di BWPT. Sebenarnya ini cerita lama. Tapi muncul kekhawatiran
kalau-kalau Felda menarik diri jadi
investor karena bisnis BWPT dinilai
busuk. Tapi betul demikian?
Waktu jeblok,
saya memperhatikan volume dan price reaction yang terjadi...something is
fishy....Saya kemudian melihat chart CPO Malaysia...dugaan saya kalau
manipulasi market terjadi semakin kuat. Berhubung ini terkait dengan analisa
teknikal, saya jabarkan di artikel lain. Melihat itu semua, hasil big gain ERAA
saya tuangkan semua ke BWPT. Untuk saya, ‘stake’nya menjadi semakin besar.
Kegelisahan yang timbul tidak bisa diredam kalau saya tidak tahu ‘how well BWPT
business is.’ Kalau uang yang dipertaruhkan tidak besar, analisa Teknikal
oke-oke saja untuk saya, tapi ketika ini big money....it’s not enough. Melihat
berita tidak membantu, malah bikin jadi lebih khawatir. Saatnya ‘get down and
get dirty.’ Financial statements di tangan dan Ms. Excel di depan muka. Saya
beri tahu sekarang, hasilnya memuaskan
ketika saya mendapati performa saham tidak terlepas dari fundamentalnya dan
BWPT termasuk ke dalamnya. Saya tidak bicara mengenai EPS, Earnings, atau P/E.
Orang yang kenal saya tahu kalau saya tidak menyukai pembicaraan fundamental
yang ternyata fokusnya hanya di angka-angka tersebut (di artikel lain, akan
saya berikan alasannya).
ANALISA
Menelaah nilai
fundamental suatu perusahaan memerlukan pengetahuan mengenai bagaimana nilai
perusahaan diciptakan. Ini harus terlepas dari perbincangan kalau bandar A, B,
dan C yang mengendalikan saham perusahaan. Analisa fundamental menilai
informasi tersebut tidak relevant. Perusahaan menciptakan nilai ketika mereka
memilih investasi dengan hasil (ROIC - Return on Invested Capital) yang
melebihi biaya modalnya (CoC - Cost of Capital). That’s it. End of story. Saat
itu, pendapatan perusahaan tidak hanya berhasil menutupi biaya operasi (operational
cost), tapi juga biaya modal (cost of capital). Profit yang tersisa disebut
economic profit, atau yang lebih popular disebut EVA (Economic Value Added). Semakin
cepat perusahaan bisa menumbuhkan sales (growth) dengan ROIC yang melebih CoC,
semakin besar pula EVA yang diciptakan. Inilah bagaimana nilai perusahaan
diciptakan. Jadi Anda sekarang mendapat gambaran kalau nilai perusahaan terkait
dengan ROIC, growth, dan EVA. Penjelasan lebih detail saya singkirkan untuk
artikel lain.
Semenjak akuisisi
besar perusahaan sawit Singapura di tahun 2014, BWPT tidak dinilai investor
sebagai perusahaan yang menciptakan nilai. Saat perusahaan dinilai investor
menciptakan nilai, Enterprise Value (nilai perusahaan di mata investor) akan
lebih besar dari nilai invested capital (modal yang diperlukan untuk operasi).
Figure 1 memperlihatkan bahwa BWPT berhasil memperbaiki keadaan pada tahun 2016,
tetapi sempat melemah sedikit tahun lalu. Perlu diingat karena perhitungan metodologi
EVA yang menggunakan invested capital di awal tahun, maka 2014 belum
merefleksikan akuisisi besar yang dilaksanakan sekitar akhir tahun 2014.
Saya perlu
menekankan satu hal disini. Sebagian alasan kenapa harga saham per share BWPT
kelihatannya jatuh besar di tahun 2015 berkaitan dengan peningkatan jumlah
saham beredar. Ini hanya matematika sederhana tanpa melibatkan value creation.
Tapi seperti yang akan saya jelaskan, sebagian besar kejatuhan tersebut memang
berkaitan dengan performa fundamental tahun itu yang buruk.
Figure 1
Selisih antara
Enterprise Value dengan Invested Capital disebut Market Value Added (MVA). MVA
menunjukkan lebih jelas perkembangan ekspektasi penciptaan value dari tahun ke
tahun. Berbeda dengan perspektif valuasi yang biasanya memberi alasan ke ‘long
term,’ Figure 2 memberi gambaran jelas bahwa MVA (long term measure) erat
kaitannya dengan EVA (short term measure). Melihat ini saya tersenyum. Walaupun
kepemilikan publik hanya di bawah 10%, performa fundamental jelas dapat
menjelaskan performa saham BWPT. Jadi kalau saya punya alasan fundamental yang
baik, maka saya dapat menaruh ekspektasi akan kenaikan harga BWPT.
Figure 2
Pada point ini
semakin jelas bahwa pelemahan signifikan harga BWPT disebabkan kontraksi besar
EVA. Semenjak akuisisi besar, BWPT tidak mampu menghasilkan pendapatan yang
dapat menkompensasi aset besar yang ia tanggung. Figure 3 memperjelasnya dengan
penurunan ROIC signifikan dari puncaknya di 2,3% menjadi hanya sebesar 1,4% di
tahun 2015. Akuisisi juga tidak mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatan di
atas 25%. Namun berita baiknya, BWPT dapat memperbaiki efisiensi aset sejak tahun 2016, dan membawa ROIC kembali ke
puncaknya di 2,3% dan perusahaan dengan ROIC rendah akan menciptakan value
lebih besar dengan fokus akan peningkatan ROIC daripada pertumbuhan penjualan.
Sejalan dengan konsep penciptaan value, EVA juga mengalami peningkatan di tahun
2017.
Figure 3
Peningkatan EVA
dan ROIC yang terjadi penting untuk diketahui, tapi tidak kalah penting
alasannya. ROIC bisa meningkat di tahun lalu terutama karena peningkatan gross
margin dan penurunan aset yang dikelola. Kebalikan dari dugaan, peningkatan
gross margin sebenarnya terus dapat dipertahankan oleh BWPT di tengah dan itu
hal yang baik. Namun apakah penurunan aset itu baik? Figure 4 menjawab itu.
BWPT menanam pohon sawit dan menjual buah dan minyak mentahnya. Permasalahannya,
pohon sawit baru ranum setelah 8 -9 tahun. Sebelum ranum, pohon sawit
memerlukan perawatan dan ini memerlukan modal. Saat ini, managemen BWPT
menikmati lahan yang 93% pohon sawitnya sudah ranum. Hal ini memberi kesempatan
emas managemen BWPT untuk meraup hasil panen berlimpah tanpa harus keluar biaya
perawatan sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Penurunan aset (invested capital)
terjadi bukan karena managemen menjual lahan, tetapi karena memang lahan sawit
yang ranum tidak memerlukan biaya perawatan sebesar lahan yang dipenuhi pohon
sawit muda.
Figure 4
Tentu saja,
ekspektasi akan peningkatan harga CPO di tahun ini akan turut mempermulus
performa BWPT dalam dua hal: peningkatan margin karena peningkatan harga jual
CPO dan peningkatan pertumbuhan penjualan karena pertumbuhan permintaan CPO.
Dan di tengah-tengah ini adalah perkebunan sawit BWPT yang ranum. Singkatnya, konteks baik untuk ekspektasi
pertumbuhan penjualan, dan terutama ROIC. Count me in.
Namun demikian,
BWPT adalah pilihan yang berisiko cukup tinggi. Pembaca yang cermat akan
menyadari kalau saya belum menyinggung modal usaha (cost of capital - CoC).
Ketika CoC dimasukan, gambaran BWPT berubah. Kenyataannya management BWPT belum
berhasil meningkatkan ROIC hingga melebihi CoCnya dan itu artinya mereka berada
di dalam money losing business. Kenyataan bahwa BWPT masih memiliki harga saham
(equity value – harga saham dikalikan dengan saham beredar) sekitar 5,8 T
Rupiah menyatakan bahwa investor masih menaruh harapan akan kemampuan BWPT
untuk menghasilkan return yang melebihi costnya – sesuatu yang belum dibuktikan
oleh BWPT. Setidaknya prospek akan peningkatan ROIC menjadi alasan kuat untuk
mengharapkan penguatan BWPT di tahun ini. Bagaimana bandar bisa melakukannya,
bukan menjadi urusan investor fundamental.
(Side Note: Jika
Anda melakukan valuasi DCF, jangan heran kalau Anda mendapat nilai negatif.
Nilai negatif didapat karena secara tidak langsung Anda sebenarnya
mengansumsikan BWPT tidak dapat meraih ROIC di atas CoC).
Comments
Post a Comment