Skip to main content

TECHNICALLY SPEAKING AND SOME EXPERIENCE SHARING: ERAJAYA (ERAA.JK)

Ah..Erajaya...saham yang satu ini menempati tempat yang khusus di hati saya. Ini adalah saham pertama yang saya miliki sekitar dua tahun yang lalu (sekitar pertengahan 2016, ketika saya masih duduk di bangku S2). Saya perlahan menyimpan dari gaji ketika menjadi analyst untuk mengoleksi lebih banyak saham ini. Betul, portfolio saya ketika itu hanya ERAA saja. Alasan saya beli saat itu pure technical. Anda bisa mengikuti perkembangan analisa teknikal (disingkat – TA) saya saat itu di blog lama saya (dalam bahasa Inggris). Perlahan-lahan saya beli dengan akhirnya average di sekitar 720. Saat ini saya sudah keluar di sekitar 1500. Investasi yang betul-betul pay off. 

Kalau diingat-ingat, waktu itu cukup berat untuk mempertahankan opini saya. Tidak ada yang men-share antusias saya terhadap saham satu ini. Bahkan, saya ingat kejadian ketika interview saat saya apply untuk menjadi analyst. Saat itu yang menginterview adalah salah satu Direktur perusahaan sekuritas. Ketika ditanya saham apa yang saya miliki, ya saya jawab ERAA. Responnya negatif, bahkan saya diperingati kalau Erajaya itu perusahaan bangkrut karena banyak leasing (walaupun demikian, saya kemudian tetap dipanggil untuk menjadi analyst). Memang betul saat itu saya belum memahami ERAA secara fundamental, tapi saya yakin akan analisa teknikal yang sudah saya lakukan. Lagipula, ketika ERAA mulai naik secara konsisten, ada yang ingat ada apa saat itu? Jawabannya tidak bisa dicari di berita. Berita tentang Xiaomi datang belakangan. Terlalu lama malah. Research report dari analis yang mengikuti ERAA juga berada dalam satu kapal dengan saya. Saat itu harapan kalangan analis ditaruh di kebijakan pemerintah untuk melarang black market smart phone. Kaitan dengan Xiaomi disinggung, tapi semua mata terfokus ke Samsung. Product launching Iphone yang pernah hangus dan kemudian relaunching lagi menjadikan mata investor seperti bola ping-pong. Berita datang dan pergi dan saya semakin skeptis untuk menerima berita at face value.

Sepanjang perjalanan saya menjadi investor, saya yakin akan nilai analisa teknikal untuk membantu kita memilih dan menentukan potensi saham. Target 1500 bukan sembarangan saya pilih. Itu saya dapat dari confluence rasio Fibonacci. Confluence terjadi ketika rasio-rasio fibonacci yang berbeda kemudian bertemu di satu harga. Metode analisis teknikal ini memberikan target paling akurat dibandingkan metode-metode price projection TA yang lainnya sejauh yang saya tahu. Kalau Anda perhatikan, ERAA sempat terkoreksi di sekitar 1500. Bukan kebetulan. Semua koreksi besar terjadi di area confluence. Tapi tidak semua area confluence menghasilkan koreksi yang signifikan. Jadi untuk menentukkan apakah suatu saham akan mengalami koreksi yang besar, dibutuhkan analisa lain selain Fibonacci confluence saja. Perlu konfirmasi di area confluence untuk menentukkan. Saya tidak keberatan untuk melepas ERAA dengan gain di atas 130% ketika mencapai zona confluence tanpa perlu konfirmasi lainnya.

Note: Untuk pembaca yang tidak mengetahui apapun tentang confluence zone Fibonacci ratio, harap sabar. Untuk yang sudah tahu, silahkan skip bagian ini. Intinya, confluence zone hanya merupakan daerah dimana rasio Fibonacci yang berbeda saling berdekatan. Rasio Fibonacci yang berbeda bisa berdekatan kalau kita membagi dua garis dengan panjang yang berbeda. Berikut ini adalah gambar untuk memperjelas. Support saham PTBA di 2.550 adalah confluence zone dimana rasio 61,8% yang ditarik dari garis kecil bertemu dengan rasio 38,2% yang ditarik dari garis besar. Pertemuan dari dua rasio Fibonacci yang ditarik dari pivot-pivot penting adalah support/resistence kuat. Pergerakan market ternyata mengikuti aturan matematis sama seperti yang mendikte makhluk hidup. Ajaib, tapi nyata.

 

End note.
 
Kebanyakan trader/investor tidak mengerti kalau teknik fibonacci confluence juga bisa digunakan ketika market mencapai new highs ataupun new lows. Fibonacci ratio membagi satu garis lurus menjadi 38,2% dan 61,8% yang sering disebut sebagai golden ratio (seringkali rasio 50% sebagai midpoint juga penting). Karena teknik Fibonacci intinya hanya membagi satu garis lurus dari starting point ke end point, kunci dari penggunaan teknik ini adalah dimana memulai dan mengakhiri garis yang akan dibagi ini. 

Belum lama ini ERAA mencapai new high dan mencapai confluence zone. Teknik yang saya pakai untuk mencari titik resisten kuat menggunakan confluence zone Fibonacci. Anda dapat lihat di Figure 1 kalau saya memulai proyeksi  (0,0% di gambar) seperti out of nowhere. Sebenarnya itu adalah confluence zone untuk mencari support ketika ERAA turun dari 2.800. Saya tidak menggunakan pivot atau support di sekitar 2.500 dimana ERAA kemuadian melanjutkan kenaikannya lagi. To be clear, 2.500 memang area confluence zone (tidak saya tunjukkan), tapi tempat saya mulai di 2.300 adalah confuence zone dibawahnya. Alasan penting kenapa saya memilih 2.300, selain itu adalah confluence zone karena level tersebut juga merupakan midpoint dari swing kuat sekitar 1.800 hingga 2.800. Swing ini kuat. Dalam bahasa praktisi Elliott Wave, swing ini merupakan wave 3 (walaupun bagian dari wave lain yang lebih besar). Midpoint dari swing yang bikin orang-orang kaget ini selalu penting. Di Figure 1, saya membuat confluence dengan memulai dari midpoint 2.300 ke pivot-pivot penting yang belum tentu low yang jelas terlihat mata. Ending pivot yang saya pilih ditandai dengan kotak. Ada dua kotak di situ. Lebarnya tidak penting, hanya panjangnya saja. Tiap-tiap kotak saya bagi dengan rasio Fibonacci, kemudian saya pindahkan tanpa mengubah apapun ke starting point di 2.300. Dari itu saya mendapati harga 3.000, point tertinggi ERAA saat ini, merupakan confluence zone 38,2% dari kotak panjang dan 61,8% dari kotak pendek.

Figure 1
 

Saya sudah mendapatkan confluence zone yang ditarik dari point-point penting. Berikutnya saya perlu konfirmasi dari teknik lain untuk meyakinkan saya kalau ERAA sudah mendekati major top dan rentan koreksi tajam. Biasanya saya menggunakan tiga analisis berbeda untuk ini: Volume Spread Analysis (a.k.a Wyckoff), momentum indikator (RSI dan turunannya), dan Elliott Wave. Saya simpan diskusi Elliott Wave di post ini karena bisa terlalu panjang. Dari sisi volume, saya mengidentifikasi kalau smart money ERAA sudah melakukan distribusi besar di area 2.000an. Sekarang, kemungkinan kita menyaksikan apa yang disebut dengan Buying Climax yang artinya kelanjutan bull trend diragukan karena retail telah menjadi histeris untuk membeli ERAA dan hal ini dimanfaatkan smart money untuk membuang stok mereka tanpa mempengaruhi harga secara signifikan.
 
Figure 2
 


Jika ternyata benar ini adalah buying climax, maka harga akan jatuh tanpa ada partisipasi dari smart money. Berikutnya, minat smart money yang lesu akan terlihat  ketika harga rebound tapi volume kecil yang menandakan tidak ada minat dari smart money untuk menaikkan harga. Konfirmasi terakhir yang saya lihat adalah time frame yang lebih lama. Dalam hal ini weekly timeframe (satu bar menunjukkan aktivitas trading selama satu minggu). Divergence yang menandakan top/bottom signifikan biasanya juga terlihat di time frame yang lebih panjang. Ketika semua konfirmasi ini terjadi, probabilitas benar ada di pihak kita. Dan selalu ingat golden rule ini: the faster they rise, the harder they fall. Semua market yang pernah saya temui, tanpa terkecuali, mengikuti aturan ini. Ketika harga naik kuat persisten sehingga pergerakan harganya seperti kurva tajam, Anda bisa yakin kalau ketika harga berbalik (dan semua harga akan berbalik), harga akan lompat keluar dari monitor Anda.


Have a great investing day,

Rio Adrianus

Link menuju blog lama saya: Lets Talk Markets

 


Comments

Popular posts from this blog

Illusions of Acquisition Value

Continued fromPart 1: How to Calculate Acquisition Value Saya kurang tahu mengenai PGAS, dan bukan maksud saya di tulisan ini untuk menilai apakah value addition sekitar Rp 9 T dari manajemen masuk akal atau tidak. Tapi saya ingin memberi sedikit perspektif mengenai konsep franchise value. Franchise value tercipta karena Pertagas ada di tangan manajemen yang lebih baik. Tangan yang lebih baik. Banyak analis yang memberi outlook optimis dari akuisisi dengan alasan kalau akuisisi membuat sales buyer menjadi lebih besar karena pipeline PGAS menjadi lebih panjang dengan ditambahnya pipeline milik Pertagas. Tapi pipeline Pertagas sudah masuk ke dalam harga beli Rp 16,6 T yang dibayar oleh investor PGAS. Jadi bagaimana bisa hanya mengoperasikan pipeline milik Pertagas, yang mana PGAS bayar dengan premium, bisa memperkaya investor PGAS? Beda ceritanya kalau ceritanya pipeline tersebut tidak perlu dioperasikan oleh karyawan Pertagas lagi, cukup oleh karyawan PGAS tanpa penambahan jumlah...

Menilai Performa Reksa Dana dan Expected Return

Saya memiliki tabungan reksa dana di Prudential. Baru saja laporan tahunan 2018 muncul di kotak pos. Perasaan saya agak mixed membaca rangkuman tahunan ini, dan setelah merenungkannya, ada beberapa hal yang saya harap membantu pemahaman Anda di reksa dana. Reksa dana yang saya miliki bernama Rupiah Equity Fund Plus. Saya salah satu nasabah awal ketika fund ini diluncurkan bersamaan dengan paket asuransi. Tentu saja, kita bisa membeli reksa dana ini tanpa perlu dicampur asuransi. Reksa dana ini di bulan April berumur 5 tahun. Komponennya terdiri dari 95% saham. Biaya pengelolaannya tinggi dibanding produk lainnya di 2%. Sepanjang tahun 2018, return fund ini minus 7%. Itu faktanya, sekarang saya ingin share beberapa hal yang muncul di pikiran saya. Pertama-tama, saya ingin menilai seberapa baik fund ini dikelola. Perlu pembanding untuk ini. Berhubung hampir semua reksa dana yang komposisinya mayoritas saham bisa dibandingkan dengan IHSG, pertanyaan ini bisa dengan mudah dijawab...

Technical Analysis (Wyckoff & Elliott Wave) On BWPT & AALI

BWPT You will likely find these contracting trendline to be very important. Elliott Wave practitioners know the significance of this chart by looking at the possible wedge formation. AALI The expected test of supply came in bar 2 after we saw supply entered in bar 1. Bar 3 suggests that the test was successful. I expect to see an increased in volume when the market exceeds the top of bar 1 to confirm that the buying from May 25 is genuine. Unsurprisingly, analysis in BWPT also suggests an important play is coming shortly.