Skip to main content

THE TALE OF TWO LINES: J RESOURCES ASIA PACIFIC TBK. (PSAB.JK)

Kalau ada satu hal dari teknikal analisis betul-betul esensial dan harus diberi pertimbangan kuat tanpa peduli jenis analisa teknikal preferensi Anda, itu adalah trendline. That simple line yang hanya menghubungkan satu pivot dengan pivot lainnya. So simple and yet so powerful. 

Namun seringkali kita akan berada di posisi dimana ada lebih dari satu trendline yang bisa ditarik dan memberikan perspektif yang berbeda. Ini contohnya:


PSAB memiliki trendline pertama yang hampir membentuk garis horizontal dan mungkin banyak orang tidak menyadari keberadaannya. Tapi setelah Anda lihat, saya yakin Anda akan setuju kalau trendline tersebut penting. Kenapa? Karena market menunjukkan respons yang jelas saat harga menyentuh trendline itu. PSAB saat ini telah menyentuh trendline ini lagi. This is bullish story from a technical point of view. Namun dengan metode yang sama, kita bisa menarik trendline satu lagi baru-baru ini. Trendline kedua memiliki sudut sekitar 45°. Kalau harga naik saat menyentuh trendline ini, tentu kita bisa bilang kalau PSAB ini saham bullish, tapi kenyataannya harga malah tembus jatuh. Implikasinya tentu bearish. Jadi kita punya perspektif bullish dan bearish di waktu yang sama dengan metode yang sama! Just another day for a technical analyst (lol).

Masih ada satu trendline penting lagi. Kalau saya ingin menonjolkan bullish story dengan trendline, saya akan menampilkan gambar di bawah ini.


 
Sekarang kita mendapat perspektif yang lebih bullish. But we can do more. How? Dengan menggunakan metode analisa yang tidak saling timpang tindih. Saya menggunakan RSI, indikator momentum favorit saya, dalam kasus ini. Fokus saya pertama-tama bukan di overbought/oversold. Saya ingin melihat trend PSAB dalam perspektif RSI. Menganalisa trend dengan RSI? Betul. Pengetahuan bagaimana RSI bisa digunakan untuk melihat trend market jauh lebih berharga daripada sekedar informasi overbought/oversold. Saya tidak ingin memperpanjang artikel ini dengan mengupas RSI. Fokus di artikel ini adalah trendline. Saya menggunakan RSI untuk mendapat perspektif lain. Bullish atau bearish? RSI saat ini berhenti di level 40 dan membentuk bullish divergence. Bullish enough for me. 

Masih ada metode lainnya yang saya gunakan dan semuanya mendukung bullish case. Mulai dari Elliott Wave pattern (saya sebenarnya ragu kalau PSAB membentuk EW pattern; yes, some stocks don’t have EW pattern), volume spread analysis/Wykoff (tidak saya tunjukkan), dan Fibo retracement. Untuk Fibo, ini menarik karena saat ini harga sedang berada di confluence zone (perlu adjustment dan tidak saya tunjukkan di sini). Fibo confluence zone adalah daerah penting dari axis horizontal. Sekarang kita tahu ada trendline penting di daerah ini juga. Beberapa trendline menunjukkan confluence zone dari axis diagonal. Saat confluene zone dari axis yang berbeda bertemu, daerah tersebut akan menjadi sangat penting. Tentu saja, kalau trendline tersebut ternyata penting. This is advanced stuffs, karena itu saya masukan paling akhir sebagai tambahan saja. Point pentingnya dari artikel ini di trendline. Jangan meremehkan trendline. Menggambar trendline bisa jadi merupakan tindakan terpenting dalam investasi saham Anda!




Have a great weekend

Rio Adrianus   
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Technical Analysis (Wyckoff & Elliott Wave) On BWPT & AALI

BWPT You will likely find these contracting trendline to be very important. Elliott Wave practitioners know the significance of this chart by looking at the possible wedge formation. AALI The expected test of supply came in bar 2 after we saw supply entered in bar 1. Bar 3 suggests that the test was successful. I expect to see an increased in volume when the market exceeds the top of bar 1 to confirm that the buying from May 25 is genuine. Unsurprisingly, analysis in BWPT also suggests an important play is coming shortly.

Apa Itu EVA (Economic Value Added) / Economic Profit

Secara gamblang, kita tahu kalau tujuan utama perusahaan adalah membuat profit. Tapi apa itu profit? Pertanyaan tadi mungkin mengherankan Anda. Bukankah profit adalah sesuatu yang jelas? Kenyataan seringkali lebih rumit dari yang kita bayangkan. Profit perusahaan yang sering Anda dengar dan baca, dan yang ada di laporan keuangan perusahaan, disebut Net Income, atau Accounting profit. Anda mungkin terkejut kalau bahkan top management tidak mempercayai Net Income sebagai profit. Ada yang lebih setuju mendefinisikan profit sebagai EBIT (Earning before interest and taxes), EBITDA (EBIT before depreciation), atau free cash flow, dan itu juga paling maksimal hanya dipercaya sebagai aturan jempol saja. Saya serius. Dunia bisnis mempunyai banyak jargon, tapi sulit sekali mencari konsensus definisi profit. Padahal membuat profit adalah goal esensial dari bisnis. Accounting, selagi esensial, juga menjadi sumber utama kesalahpahaman dan bad logic.  Di artikel introduksi ini, saya akan memb

Illusions of Acquisition Value

Continued fromPart 1: How to Calculate Acquisition Value Saya kurang tahu mengenai PGAS, dan bukan maksud saya di tulisan ini untuk menilai apakah value addition sekitar Rp 9 T dari manajemen masuk akal atau tidak. Tapi saya ingin memberi sedikit perspektif mengenai konsep franchise value. Franchise value tercipta karena Pertagas ada di tangan manajemen yang lebih baik. Tangan yang lebih baik. Banyak analis yang memberi outlook optimis dari akuisisi dengan alasan kalau akuisisi membuat sales buyer menjadi lebih besar karena pipeline PGAS menjadi lebih panjang dengan ditambahnya pipeline milik Pertagas. Tapi pipeline Pertagas sudah masuk ke dalam harga beli Rp 16,6 T yang dibayar oleh investor PGAS. Jadi bagaimana bisa hanya mengoperasikan pipeline milik Pertagas, yang mana PGAS bayar dengan premium, bisa memperkaya investor PGAS? Beda ceritanya kalau ceritanya pipeline tersebut tidak perlu dioperasikan oleh karyawan Pertagas lagi, cukup oleh karyawan PGAS tanpa penambahan jumlah