Skip to main content

EVA Tells Many Stories In BWPT



Satu grafik di bawah ini menceritakan banyak hal tentang BWPT dan membentuk pemikiran saya terhadap kondisi perusahaan ini.

Satu hal yang jelas yaitu harga CPO melorot sepanjang tahun kemarin. Produksi ternyata masih bandel. Tapi apa yang membuat saya terkejut adalah grafik di bawah ini yang saya hitung berdasarkan laporan keuangan (dengan beberapa adjustment). Awalnya, saya kira kondisi BWPT jauh lebih buruk dengan turunnya CPO. Tapi tidak demikian. Hampir tidak ada perubahan EVA sepanjang 2018 dibanding tahun 2017. Perlu diingat sepanjang 2017, CPO cenderung naik.

Mungkin ada benarnya pepatah badai pasti berlalu. Ada saatnya dimana keadaan sudah begitu buruk sampai-sampai tidak bisa lebih buruk lagi. EVA BWPT mencapai titik terendahnya di 2016 setelah jatuh dari tebing di tahun 2015 (atau 2014 tergantung memakai perhitungan invested capital beginning atau average). Semenjak itu hampir tidak bergeming. To be fair, ketika CPO naik di sepanjang 2017, EVA BWPT juga naik tapi tidak signifikan. Bandingkan dengan AALI. Q3 2017 was a good time for both companies. Tapi jelas AALI bisa mencetak EVA yang sangat berbeda. Kenapa demikian? Jawaban dari pertanyaan ini menurut saya sangat krusial bagi investor BWPT. Tapi sebelum saya memberikan pandangan, grafik di bawah memberikan suatu realita industri palm oil: sangat volatile. Perusahaan mature seperti AALI saja bisa kehilangan EVA positif dalam sekejap. Grafik di bawah juga menjelaskan mengapa harga saham AALI turun cukup banyak mendekati akhir tahun lalu selagi turunnya harga saham BWPT tidak sedalam itu.


Jadi apa yang membedakan mereka? Ketika tahun baik CPO di 2017, kondisi lahan AALI lebih siap dari BWPT. Sekarang sudah berbeda. Lahan BWPT sudah lebih siap semenjak tahun 2018. Perkembangan inilah yang menyebabkan EVA BWPT bisa bertahan, sedangkan AALI tidak memiliki masa perkembangan ini lagi. Sayangnya perkembangan produktivitas lahan tidak dihargai sepantasnya di income statement (note kalau tahun lalu BWPT menambahkan item di income statement yang tidak ada sebelumnya untuk memperhalus net income mereka).

Sebelum saya tutup dengan memberikan kesan betapa bagusnya BWPT, pikirkan bagaimana BWPT bisa seterpuruk ini. Kondisi CPO saja just doesn’t cut it. There is more to the story. EVA mengatakannya dengan jelas bila kita melihat perkembangannya sepanjang 2013-2015. Saya mempunyai dugaan. Bagaimanapun, apa yang terjadi di tahun itu yang membuat mengapa BWPT harus menunggu lahannya mature sebelum berkesempatan meningkatkan EVA secara signifikan. Overpaying sebuah investment besar, baik itu real estate maupun lahan sawit, tidak akan hilang begitu saja. The market doesn’t simply forgive and forget. BWPT has learnt it the hard way.  

Comments

Popular posts from this blog

BWPT: TECHNICALLY SPEAKING

Saya harus mengakui. Alasan pertama saya memilih BWPT terkait dengan analisa teknikal saya yang menunjukkan potensi besar. Begitu juga dengan saham Erajaya (ERAA) yang saya pegang sejak akhir 2016 dan baru membuahkan hasil yang melebihi target awal saya. Analisa teknikal tidak hanya berbicara untuk short term trading, tapi juga bisa digunakan untuk long term investing, dan di artikel ini saya akan menunjukkan penggunaannya untuk medium/long term investing. Anda dapat melihat artikel lama mengenai ERAA di blog lama saya . Jika Anda melihat-lihat blog tersebut, Anda akan mendapati kalau saya menggunakan berbagai macam analisa teknikal untuk mencapai keputusan, di antaranya: Elliott Wave, Fibonacci projection, RSI, dan Volume Spread Analysis (a.k.a Wykoff). Di artikel ini saya mengajak pembaca untuk mengenal satu macam analisa teknikal yang diperkenalkan oleh John Murphy dan mulai diterima oleh MTA sejak tahun 2000-an: Intermarket Analysis . Prinsip dari analisa ini adalah semua ...

Technical Analysis (Wyckoff & Elliott Wave) On BWPT & AALI

BWPT You will likely find these contracting trendline to be very important. Elliott Wave practitioners know the significance of this chart by looking at the possible wedge formation. AALI The expected test of supply came in bar 2 after we saw supply entered in bar 1. Bar 3 suggests that the test was successful. I expect to see an increased in volume when the market exceeds the top of bar 1 to confirm that the buying from May 25 is genuine. Unsurprisingly, analysis in BWPT also suggests an important play is coming shortly.

Gain More Understanding With Sensitivity Analysis: BWPT Case

As far as I’m concerned, building a financial model serves two major purposes: 1.        To reverse-engineer share price to get shareholders’ expectation 2.        Finding important factors that affect a company’s value Unfortunately, without a framework that could clearly link performance measurement with value, building a financial model would lack insights in serving those two big purposes. It could easily fall into an exercise just for the sake of formality. A good model gives valuable insights. Generally speaking, I have found that a model that serves the first point (reverse-engineer) is more useful for investing purposes. It may surprise you, but finding implied shareholders’ expectation is possible without making our own future projections. After all, shareholders’ already done that job for us. Read my other articles for this topic. In some specific situations however, namely a concerning negative EVA...