Bagi yang pernah
mengikuti pelajaran finance atau membaca buku teori finance, pastinya mengenal
nama Modigliani & Miller (MM). MM merevolusi dunia analisa investasi saham dimana
valuasi aset menjadi inti dari analisa fundamental. MM mendapat penghargaan
Nobel karena berhasil memberikan fondasi solid pengukuran nilai perusahaan yang
berhubungan dengan konsep NPV yang sebelumnya merevolusi dunia manajemen
korporat. Fondasi MM terletak dalam 3 proposisinya. Ketiga proposisi ini
menyuarakan satu hal yang sesuai dengan konsep NPV: aspek financing tidak
mempengaruhi nilai perusahaan, hanya investasi NPV positif yang bisa
meningkatkan nilai perusahaan. MM menentang pandangan lama yang beranggapan
komposisi utang/ekuitas menentukan nilai perusahaan. Di dalam pandangan lama,
komposisi utang yang lebih besar memiliki efek multiplier terhadap nilai
perusahaan (seperti dilihat di ROE), dan satu lagi yang terkenal: kebijakan
pembagian dividend berpengaruh terhadap nilai perusahaan. MM menentang
semuanya.
Di dalam
pandangan MM, kebijakan dalam aspek financing (merubah utang menjadi ekuitas,
membayar dividend, share buyback, dll) tidak mempengaruhi nilai (kue)
perusahaan. Nilai perusahaan hanya bisa bertambah bila perusahaan mengambil
keputusan dalam aspek investing yang menghasilkan NPV positif. Bila Anda
memakai free cash flow, kemungkinan besar referensi Anda akan mengajarkan untuk
memakai FCFF, bukan FCFE. Ini karena jauh lebih mudah untuk konsisten dengan
teori MM bila kita memisahkan efek financing dari hasil operasional yang mana
secara implisit dilakukan dalam perhitungan FCFF. Salah satu test yang saya
pakai untuk melihat apakah suatu financial model seorang analist lulus
proposisi MM adalah dengan memainkan dividend payout ratio. Kalau saya
menemukan nilai perusahaan berubah ketika dividend payout rationya saya
mainkan, maka saya tahu model analist tersebut melanggar proposisi MM dengan
konsekuensi model valuasi tersebut tidak valid. Input forecasting yang
diberikan bisa bagus, tapi mesin pengolahnya rusak.
Alasan mengapa
saya menulis artikel ini karena saya sering mendapati analisa dan edukasi saham
yang melanggar proposisi MM dalam analisa mereka. Biasanya pelanggaran ini saya
lihat dalam kata-kata ‘bayangkan kalau perusahaan X meningkatkan dividend
payout ratio mereka..’ dan sejenisnya. Saya bisa sedikit bersimpati terhadap
pelanggaran ini karena saya yakin sumbernya berasal dari pengajaran finance
yang seringkali memulai penjelasan nilai perusahaan dengan mengaitkannya dengan
dividend. Tapi pelanggaran adalah pelanggaran, dan saya merasa berkewajiban
untuk memberitahukannya. Kita harus lebih bersabar dalam belajar. Model
dividend sangat mudah dilakukan, tapi ada alasan bagus mengapa mayoritas
profesional dan profesor finance memilih model FCFF daripada dividend (saya
kurang mendukung penggunaan FCFF juga, tapi ini untuk lain cerita).
Bukan berarti
dividend tidak relevan. Kebijakan pembagian dividend yang tidak relevan. FCFF
adalah besarnya kue yang menjadi jatah shareholder dan debtholder. Untuk
shareholder, porsi kue ini adalah dividend (bisa juga menjadi share buyback),
dan porsi ini tetap ada walaupun perusahaan tidak membagikannya. Nilai
perusahaan adalah besar kue ini. Bagaimana perusahaan memilih untuk memotong
kue tersebut dan membagi-bagikannya, tidak memiliki pengaruh terhadap besar kue
tersebut. Implikasi proposisi MM jelas untuk investor: fokuslah terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi besar kue tersebut, bukan bagaimana kue itu
dibagi-bagi.
Comments
Post a Comment