Saya harus
mengakui. Alasan pertama saya memilih BWPT terkait dengan analisa teknikal saya
yang menunjukkan potensi besar. Begitu juga dengan saham Erajaya (ERAA) yang
saya pegang sejak akhir 2016 dan baru membuahkan hasil yang melebihi target
awal saya. Analisa teknikal tidak hanya berbicara untuk short term trading,
tapi juga bisa digunakan untuk long term investing, dan di artikel ini saya
akan menunjukkan penggunaannya untuk medium/long term investing. Anda dapat
melihat artikel lama mengenai ERAA di blog lama saya.
Jika Anda
melihat-lihat blog tersebut, Anda akan mendapati kalau saya menggunakan
berbagai macam analisa teknikal untuk mencapai keputusan, di antaranya: Elliott
Wave, Fibonacci projection, RSI, dan Volume Spread Analysis (a.k.a Wykoff). Di
artikel ini saya mengajak pembaca untuk mengenal satu macam analisa teknikal
yang diperkenalkan oleh John Murphy dan mulai diterima oleh MTA sejak tahun
2000-an: Intermarket Analysis.
Prinsip dari analisa ini adalah semua market saling terhubung, sehingga
perspektif analisa teknikal tradisional lainnya bisa ditambah dengan market
yang berhubungan. Hal ini lebih mudah dilakukan untuk perusahaan berbasis
komoditas, seperti BWPT.
Harga saham BWPT
berkorelasi kuat dengan harga CPO Malaysia. Figure 1 adalah harga CPO Malaysia
selama 10 tahun terakhir. Bagian yang saya masukan ke dalam kotak adalah rentang
dari 2016 hingga saat ini dan mengalami 2 fase besar: fase penguatan yang
terjadi dari akhir 2015 hingga awal 2017 dan fase pelemahan yang dimulai sejak
itu hingga saat ini. BWPT juga mengalami siklus yang sama: Penguatan dari
sepanjang 2016 hingga awal 2017 dan pelemahan hingga saat ini. Singkatnya, Anda
akan menemukan banyak kesamaan di pergerakan harga CPO dengan BWPT selama
periode di dalam kotak tersebut.
Figure 1.
Dari perspektif
analisa teknikal dari chart di atas, selama 10 tahun terakhir harga CPO tidak
berada dalam trend yang jelas. Kondisi ini disebut range-bounded. Namun ada
alasan yang baik untuk mengharapkan kenaikan harga CPO di waktu dekat apabila
kita melihat RSI. Saya tidak menggunakan indikator RSI sebagaimana seringkali
digunakan. RSI memberikan informasi yang jauh lebih banyak dari sekedar signal
overbought dan oversold. Indikator RSI memberikan banyak informasi mengenai
kondisi dan arah potensial CPO. Di artikel lain, saya akan menggunaan CPO untuk
memberikan signal-signal RSI yang seringkali tidak diperhatikan, namun
memberikan perspekif berharga dalam analisa teknikal.
Balik ke topik,
saya kemudian melihat chart long term CPO. Figure 2 menunjukkan pergerakan
harga CPO sejak tahun 1981. Chart inilah yang mengubah banyak perspektif saya.
Inilah jarum yang mematahkan punggung unta. Seringkali trendline sederhana
sangat berguna, dan terkadang garis sederhana adalah satu-satunya hal
terpenting yang bisa dilakukan dalam investasi Anda. Saya menggunakan banyak
metode teknikal dalam analisa saya, tapi saya selalu menempatkan trendline yang
ditarik secara benar sebagai informasi krusial. Terutama jika trendline
tersebut berlaku untuk jangka panjang, seperti yang dialami CPO saat ini.
Figure 2.
Penjelasan
mengenai huruf-huruf di chart atas saya simpan untuk artikel lainnya. Anda bisa
melihat-lihat dan menghubungkannya dengan pergerakan RSI. Semua huruf di atas
memiliki cerita ketika Anda memasukkan RSI ke dalam analisa Anda. Untuk topik
saat ini, jelas bahwa CPO sedang mengetest long term trendline yang dimulai
sejak tahun 2000, tahun dimana commodity boom dimulai sebelum akhirnya menjadi
bust di krisis global 2008. Jadi secara event historis, asal mula trendline ini penting.
Sekarang saya
tutup dengan sedikit komentar saham BWPT di figure 3. Hal yang menarik untuk
saya adalah volume dan reaksi harga setelah itu. Ada dua hari penting yang saya
tandai. Kejadian pertama terjadi di awal bulan Mei. Harga naik tajam dengan
volume tinggi, tapi apa yang terjadi berikutnya? Harga berbalik tidak lama kemudian.
Jadi pasti banyak pihak yang menggunakan kesempatan ketika harga naik tajam
untuk menjual banyak. Harga kemudian langsung terjun bebas di pertengahan Mei
dengan volume yang besar juga. Hari berikutnya? Kembali naik dengan volume
cukup besar. Jadi hal yang kebalikan terjadi.
Jika Anda
berpikir harga naik, volume tinggi berarti banyak yang beli, lebih baik buang
pikiran Anda karena yang terjadi seringkali kebalikannya. Di konteks yang tepat
memang betul bisa demikian (harga naik, volume tinggi berarti banyak yang
beli), namun as a general rule, selalu ingat: “smart money sells on strength
and buys on weakness.” Ini juga hal menarik lainnya yang terjadi di hari-hari
itu. Menurut Anda, apakah harga CPO naik tajam kemudian terjun tajam juga di
bulan Mei? Seperti yang bisa Anda lihat di chart pertama, jawabannya tidak. CPO
hampir tidak ada perubahan. Di hari big down day, media mencetak kekalahan
seorang pejabat Malaysia menjadi PM yang mempunyai hubungan dengan bos BWPT.
Apakah ini akan menjadi misleading news yang sengaja dipromosikan oleh smart
money untuk membeli saham dari publik yang panik di harga diskon? Only time
will tell.
Figure 3.
Secara
fundamental, BWPT memang rentan, namun bukan karena kejadian baru-baru ini.
Seperti yang sudah saya jelaskan di artikel saya sebelumnya, valuasi BWPT sejak
awal selalu ditopang dengan ekspektasi yang sejauh ini belum bisa diberikan
oleh manajemen. Setidaknya kita bisa mengharapkan ada perkembangan EVA di tahun
ini yang mudah-mudahan bisa mendatangkan ekspektasi positif investor seperti di
zaman emas BWPT tahun 2013-2014, lagipula manajemen telah berhasil membawa
performa real perusahaan kembali ke tahun-tahun itu untuk pertama kalinya sejak
akuisisi besar tahun 2014. Pohon di ladang ranum dan ditambah dengan kenaikan
harga CPO, I’d say BWPT has a good shot this year.
Side note: Secara teknikal ada faktor lain yang
saya pertimbangkan seperti EW pattern yang tidak saya jelaskan di artikel ini.
Sebagai contoh, saya mempertimbangkan kemungkinan adanya pattern triangle yang
saya tandai di chart atas. Triangle memiliki makna khusus untuk praktisioner
Elliott Wave.
Old blog post in English: https://lets-talk-markets.blogspot.com/
Have a good day,
Rio Adrianus
Comments
Post a Comment