Skip to main content

Reading EVA numbers: Case in MNCN.JK

EVA membuat analisa fundamental jauh lebih transparan dan tidak berbelit-belit. Here’s how.
EVA adalah angka value creation. True profit. Jika positif, berarti perusahaan membuat profit kepada investor. Ini karena EVA tidak hanya meng-cover biaya operational, tapi juga cost of capital lender dan shareholder. Perusahaan EVA positif secara keseluruhan berarti memiliki proyek investasi NPV positif. Investasi yang aman adalah investasi di perusahaan yang secara konsisten mampu menghasilkan EVA positif.
EVA = Sales – Operating Costs – Capital Charge
Tapi sebagai shareholder, kita ingin meningkatkan kekayaan kita. Agar shareholder lebih kaya, perusahaan harus bisa meningkatkan EVA (dan ekspektasi pertumbuhan EVA dari shareholders). Jadi, investasi yang ideal adalah investasi di perusahaan yang tidak hanya mampu menghasilkan EVA positif (perusahaan yang aman), tapi juga mampu menumbuhkan EVA (membuat shareholders lebih kaya). 

Case Study
Sekarang kita ambil contoh MNCN.JK. First thing to note, MNCN adalah perusahaan EVA positif. Karena perusahaan ini secara konsisten mampu mencetak EVA positif, perusahaan ini bagus di mata saya, apapun yang orang lain bilang atau apapun angka lain bilang.
Tidak hanya EVA positif, tapi lebih penting lagi, EVA cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan pengecualian di tahun 2018. Peningkatan EVA ini adalah tanda jelas bahwa management bertindak untuk kepentingan shareholders. Management berhasil meningkatkan nilai perusahaan dan seharusnya mendapat reward untuk usaha mereka, apapun yang lain bilang. Hanya EVA yang mampu membuat klaim tersebut karena hanya EVA satu-satunya angka yang mampu sekaligus menjadi performace measure (backward looking) dan value measure (forward looking). Manager bisa yakin kalau mereka berhasil meningkatkan EVA perusahaan, berarti mereka meningkatkan kekayaan shareholders.

Penilaian investor dilihat dari angka MVA (Market Value Added). MVA adalah jumlah uang yang investor (lender dan shareholders) harapkan bisa ditarik dari perusahaan. Di sisi koin lain adalah invested capital, jumlah uang yang telah ditaruh oleh investor di perusahaan yang tertanam di balance sheet. Nilai perusahaan adalah jumlah dari MVA (potensi uang yang bisa ditarik) dan invested capital (uang yang sudah ditaruh investor di perusahaan). Meningkatkan MVA adalah goal utama manager perusahaan publik.
Lalu apa kaitannya dengan EVA? MVA adalah jumlah nilai kini (present value) dari EVA di masa depan.
MVA = PV of EVA
Berbeda dengan cashflow yang dengan sangat mudah bisa fluktuatif, EVA jauh lebih stabil, dan karena itu jauh lebih baik dibanding cashflow untuk menjadi indikator apakah perusahaan berhasil meningkatkan value dari satu periode ke yang lain. Berdasarkan data global dan pengalaman saya sendiri, memang betul korelasi EVA dan MVA tinggi: Biasanya, peningkatan EVA juga disertai dengan peningkatan MVA, dan berhubung penggerak utama MVA adalah harga saham, bisa dkatakan juga peningkatan EVA cenderung disertai dengan peningkatan harga saham. Tidak mengherankan karena MVA adalah present value dari EVA.
Bagaimana dengan MVA MNCN?
Kita mendapat kasus yang tidak biasa disini. MVA cenderung turun, selagi EVA cenderung naik. Ingat, MVA adalah ekspektasi investor terhadap EVA masa depan. Ini berarti ada ekspektasi pertumbuhan EVA, for better or worse. Jelas kali ini investor menempatkan ekspektasi pertumbuhan EVA negatif relatif terhadap realita terakhir. Apakah ekspektasi ini realistis? Value investor memanfaatkan perubahan ekspektasi investor. Tidak cukup untuk mengetahui realita performance perusahaan (chart 1), tapi juga ia perlu mengetahui ekspektasi investor di perusahaan tersebut (chart 2).
Saya hanya menampilkan 2 chart disini, tapi saya yakin Anda sudah mendapat banyak perspektif berharga disini. Seperti biasa, lensa EVA memberikan perspektif baru, dan yang terpenting. Bila Anda mengerti EVA, Anda bisa meletakkan aneka ragam performance measure tradisional seperti net income, freecashflow, net margin, ROA, ROE, likuiditas ratios, dsb yang hanya memenuhi pikiran tanpa kita pernah tahu hubungannya yang jelas dengan nilai perusahaan.

More detailed analysis: EVA Brief for MNCN



Comments

Popular posts from this blog

Technical Analysis (Wyckoff & Elliott Wave) On BWPT & AALI

BWPT You will likely find these contracting trendline to be very important. Elliott Wave practitioners know the significance of this chart by looking at the possible wedge formation. AALI The expected test of supply came in bar 2 after we saw supply entered in bar 1. Bar 3 suggests that the test was successful. I expect to see an increased in volume when the market exceeds the top of bar 1 to confirm that the buying from May 25 is genuine. Unsurprisingly, analysis in BWPT also suggests an important play is coming shortly.

Apa Itu EVA (Economic Value Added) / Economic Profit

Secara gamblang, kita tahu kalau tujuan utama perusahaan adalah membuat profit. Tapi apa itu profit? Pertanyaan tadi mungkin mengherankan Anda. Bukankah profit adalah sesuatu yang jelas? Kenyataan seringkali lebih rumit dari yang kita bayangkan. Profit perusahaan yang sering Anda dengar dan baca, dan yang ada di laporan keuangan perusahaan, disebut Net Income, atau Accounting profit. Anda mungkin terkejut kalau bahkan top management tidak mempercayai Net Income sebagai profit. Ada yang lebih setuju mendefinisikan profit sebagai EBIT (Earning before interest and taxes), EBITDA (EBIT before depreciation), atau free cash flow, dan itu juga paling maksimal hanya dipercaya sebagai aturan jempol saja. Saya serius. Dunia bisnis mempunyai banyak jargon, tapi sulit sekali mencari konsensus definisi profit. Padahal membuat profit adalah goal esensial dari bisnis. Accounting, selagi esensial, juga menjadi sumber utama kesalahpahaman dan bad logic.  Di artikel introduksi ini, saya akan memb

Illusions of Acquisition Value

Continued fromPart 1: How to Calculate Acquisition Value Saya kurang tahu mengenai PGAS, dan bukan maksud saya di tulisan ini untuk menilai apakah value addition sekitar Rp 9 T dari manajemen masuk akal atau tidak. Tapi saya ingin memberi sedikit perspektif mengenai konsep franchise value. Franchise value tercipta karena Pertagas ada di tangan manajemen yang lebih baik. Tangan yang lebih baik. Banyak analis yang memberi outlook optimis dari akuisisi dengan alasan kalau akuisisi membuat sales buyer menjadi lebih besar karena pipeline PGAS menjadi lebih panjang dengan ditambahnya pipeline milik Pertagas. Tapi pipeline Pertagas sudah masuk ke dalam harga beli Rp 16,6 T yang dibayar oleh investor PGAS. Jadi bagaimana bisa hanya mengoperasikan pipeline milik Pertagas, yang mana PGAS bayar dengan premium, bisa memperkaya investor PGAS? Beda ceritanya kalau ceritanya pipeline tersebut tidak perlu dioperasikan oleh karyawan Pertagas lagi, cukup oleh karyawan PGAS tanpa penambahan jumlah